Aksi Nyata “Mengapa Kurikulum Perlu Berubah?”

Kurikulum adalah sebuah pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang sesuai dengan zamannya. Beda zaman, beda pula kurikulumnya. Untuk itu, kurikulum perlu berubah untuk menyesuaikan dengan karakteristik murid. Selain itu, perubahan kurikulum juga dilakukan untuk memenuhi kebutuhan murid baik kini maupun di masa yang akan datang. Alasan lain mengapa perlunya perubahan kurikulum adalah karena saat ini berbagai isu baru menuntut satuan pendidikan menyiapkan kurikulum yang membantu murid untuk menghadapi dunianya yang penuh dengan tantangan.

Mengapa kurikulum dapat berubah? Kurikulum dapat berubah karena kurikulum bersifat dinamis dan terus dikembangkan atau diadaptasi sesuai konteks dan karakteristik murid demi membangun kompetensi sesuai kebutuhan mereka. Perubahan kurikulum ini tidak dapat terlaksana apabila pihak-pihak terkait yang berhubungan dengan perubahan kurikulum tidak melaksanakan perannya dengan baik. Pihak-pihak yang dimaksud adalah tiga pilar pendidikan, yaitu orangtua, masyarakat, dan sekolah. Ketiga pilar ini harus mampu berkolaborasi secara maksimal agar dapat mewujudkan seluruh kompetensi yang diharapkan dari kurikulum.

Sumber : Modul Kurikulum Merdeka

Mohon bantuan Bapak/Ibu untuk mengisi link di bawah ini sebagai bentuk respon umpan balik materi “Mengapa Kurikulum Perlu Berubah?”

https://s.id/AksiNyata1JFA

Terima Kasih

METODE AGHNIYAH BERBASIS SOSMED SEBAGAI SOLUSI ALTERNATIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN MUFRADAT BAHASA ARAB

By : Umdatul Khoeroh

’Lughotul ’Arobiyah hiya Lughotul-Qur’an wa Lughotus-Sunnah , Lughotul- dunia wa Lughotul-Jannah’, Bahasa Arab adalah bahasa Qur’an dan bahasa Sunnah, bahasa dunia dan bahasa akhirat /surga.Bahasa Arab merupakan bahasa yang telah lama ada dalam peradaban sejarah, secara historis bahasa Arab merupakan bahasa yang pertama digunakan oleh manusia yaitu nabi Adam As. Seiring dengan perkembangan zaman bahasa Arab menyebar luas keberbagai pelosok daerah termasuk Indonesia, sehingga tidak sedikit ditemukan kosakata bahasa Indonesia teradopsi dari bahasa Arab. Hal ini membuktikan bahwa bahasa Arab berkembang diIndonesia sampai saat ini, salah satunya melalui faktor perdagangan.

Sama seperti bahasa asing lainnya, bahasa Arab juga dipelajari dilembaga pendidikan baik ditingkat dasar, menengah dan lanjut terutama lembaga pendidikan Islam yang bahkan mewajibkan untuk mempelajari bahasa Arab karena bahasa Arab digunakan sebagai bahasa pengantar dalam pembelajaran.Terdapat pula lembaga pendidikan bahasa Arab informal yang sampai detik ini masih berjalan baik secara luring maupun daring seperti lembaga kursus Lisanul Arab Pare, Kediri   yang masih ramai peminatnya.

Sampai hari ini bahasa Arab masih dianggap oleh mayoritas siswa sebagai bahasa yang sulit dipahami, seolah menjadi Brand Image bahwa pelajaran bahasa Arab menjadi momok. Kondisi tersebut terjadi karena disebabkan beberapa faktor yaitu pertama ,cerita turun temurun yang mengatakan Bahasa Arab adalah pelajaran yang sulit sehingga menjadi mental block dalam diri siswa yang menyebabkan siswa enggan untuk berupaya. Kedua, latar belakang pendidikan siswa sebelumnya pun mempengaruhi pembelajaran Bahasa Arab. Ketiga, kemajuan teknologi membuat siswa semakin dekat dan akrab dengan gadget , mereka menghabiskan waktu lebih banyak untuk bermain telepon genggam dengan mengabaikan sisi positif dari kebermanfaatan alat multiguna mini itu.

Sama halnya dengan bahasa lainnya, Bahasa Arab juga memiliki target kompetensi yang harus dikuasai oleh pembelajarnya, ada 4 Skills atau Maharah yaitu Maharah Istima’ (Listening), Maharah Qiro’ah (Reading), Maharah Kitabah (Writing) dan Maharah Kalam (Speaking).Keempat Maharah tersebut harus dikuasai oleh siswa sebagai modal dalam mempelajari Bahasa Arab sehingga mampu memahami kalimat Arab baik secara tekstual maupun kontekstual.Untuk dapat menguasai 4 Maharah tidak terlepas dari penguasaan kosakata atau Mufradat Arab serta arti atau Tarjamahnya, karena bagaimana bisa memahami maksud dari kalimat Arab tanpa mengetahui tarjamahannya.

Dengan latar belakang pendidikan dan ekonomi yang beragam menjadikan kendala untuk siswa dapat menguasai kosakata atau Mufradat secara cepat sehingga diperlukan metode khusus yaitu Aghniyah/ nada/ lagu, Metode Aghniyah berbasis sosial Media ( Sosmed) dapat menjadi solusi altrenatif yang efektif untuk meningkatkan penguasaan mufradat dalam bahasa arab. Metode ini menggabungkan pendekatan belajar tradisional dengan kemajuan teknologi informasi, memanfaatkan kecanggihan media sosial sebagai alat pembelajaran yang interaktif dan memotivasi, dimana siswa diberikan mufradat baru dengan  kreasi nada atau lagu yang dinyanyikan dengan nyaring baik secara individu maupun bersama semua siswa didalam maupun diluar kelas. Mufradat yang diberikan berkaitan dengan materi yang dipelajari siswa sesuai dengan tingkatan kelas yang tercantum didalam Kompetensi Dasar atau Capaian Pembelajaran.Penerapan Metode Aghniyah terbukti efektif untuk meningkatkan penguasaan mufradat siswa, mereka mampu menghafal mufradat secara cepat karena metode tersebut diucapkan dengan riang dan bisa dijadikan Ice Breaking sebelum kegiatan inti pembelajaran dimulai secara kontinue dan berkesinambungan.

Menurut Nur Hidayati dan Nur Aisyah Ridwan, Strategi pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak, suasana belajar yang menegangkan akan mengakibatkan anak takut mengeluarkan sepatah katapun, oleh karena itu sangatlah beralasan apabila pembelajaran Bahasa Arab pada anak harus diupayakan dengan berbagai cara agar suasana belajar mampu menumbuhkan kegembiraan dan menyenangkan.Bernyanyi merupakan salah satu kegiatan yang digemari oleh anak, baik TK, SD maupun Sekolah Menengah terlebih jika nyanyian dibawakan oleh anak seusianya dan diikuti gerakan-gerakan tubuh secara sederhana .Metode Aghniyah cocok diterapkan pada segala usia karena akan menimbulkan suasana belajar yang riang gembira.Setelah para siswa menghafal mufradat dengan lagu /nada/aghniyah maka mereka menguploadnya dimedsos baik Tiktok, instagram, Youtube, Facebook atau yang lainnya sehingga mereka mempunyai rekam jejak digital yang bisa dibuka dan dinyanyikan kapanpun dan dimanapun sebagai muraja’ah dari penguasaan hafalan mufradat. Sesuai dengan amanat Undang-Undang no 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bahwa seorang Guru harus memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi proofesional, maka seorang guru dituntut melakukan pengembangan keprofesionalan serta wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi agar guru terus melakukan inovasi pembelajaran yang relevan dengan era digital abad 21.Guru harus memahami karakteristik siswa agar bisa memenuhi kebutuhan belajar mereka sehingga mampu memberikan praktek pembelajaran yang terbaik dengan perancanaan yang matang didukung dengan sumber belajar, media ajar, fasilitas belajar lengkap juga kesiapan guru baik fisik maupun mental untuk mentransfer ilmu dan knowledge ,membimbing, mendidik dan mengarahkan siswa untuk belajar dengan kesadaran tinggi, memfasilitasi siswa dalam mencapai hasil belajar optimal serta memotivasi siswa agar selalu semangat dan antusias dalam belajar untuk mencapai asa yang diharapkan.Guru harus mampu berperan sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pengarah, fasilitator dan sekaligus menjadi orang tua kedua bagi siswa disekolah agar proses kegiatan belajar dapat berjalan dengan maksimal.